Wednesday, May 16, 2007

sensasion

wahai ummat islam, bangkit! dan songsonglah surga
pintunya kini berhiaskan pedang dan panasnya timah
dari fana sesaat menuju keabadian
tidak mudah mencari kepingan-kepingan hati yang
dulu sempat terpisah oleh rasa ketidaktahuan kita
tentang apa arti hidup dan ketidak pedulian kita
terhadap nasib kita disana disebabkan oleh lalainya
kita yang bodoh dan sombong,yang terus berlumur dosa
entah sengaja atau tidak. namun yang pasti hari
kematian dan hari pembalasan sangat nyata untuk kita
camkanlah..



Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(surah al-baqarah 214.www.al-islam.com)

kaze ga yoseta kotoba ni
oyoida kokoro
kumo ga hakobu ashita ni
hazunda koe

tsuki ga yureru kagami ni
furueta kokoro
hoshi ga nagare koboreta
yawarakai namida

suteki da ne
futari te wo tori aruketa nara
ikitai yo
KIMI no machi ie ude no naka

sono mune
karada azuke
yoi ni magire
yumemiru

kaze wa tomari kotoba wa
yasashii maboroshi
kumo wa yabure ashita wa
tooku no koe

tsuki ga nijimu kagami wo
nagareta kokoro
hoshi ga yurete koboreta
kakusenai namida

suteki da ne
futari te wo tori aruketa nara
ikitai yo
KIMI no machi ie ude no naka

sono kao
sotto furete
asa ni tokeru
yumemiru

Terjemahan:

The wind, like a heart that swam
in the accumulated words
The clouds, a voice that was shot
into the holding future

The moon, a shaking heart in
an unsteady mirror
The stars, gentle tears in
an overflowing stream

Isn’t it beautiful,
to walk together in each others hands
I do so want to go,
To your city, your house, into your arms.

That heart,
held within your body
In those confusing nights
I’m dreaming

The wind, its halting words
are a gentle illusion
The clouds, the broken future
like a distant voice

The moon, a heart flowing
in the clouded mirror
The stars, broken and swaying,
like tears unable to be hidden.

Isn’t it beautiful,
to walk together in each others hands
I do so want to go,
To your city, your house, into your arms.

That face,
A soft touch,
Dissolving into morning,
I’m dreaming.


Daftar Bupati Buol Tolitoli (sebelum pemekaran)
H. Rajawali Muhammad Pusadan (1964 - 1970)
H. Moh. Kasim Razak (1970 - 1975)
Kolonel (Inf.) Eddy Soeroso (1975 - 1985)
Kolonel (Inf.) M. Sulaiman (1985 - 1989)
Kolonel (Inf.) Dede Hatta Permana (1989 - 1994)
Kolonel (Inf.) H. Gumyadi, SH (1994 - 1999)

Daftar Bupati Tolitoli (setelah pemekaran Kabupaten Buol)
Kolonel (Inf.) H. Gumyadi, SH (Januari 1999- 11 Desember 1999)
Prof. DR (Hc). Drs. H. Moh. Ma'ruf Bantilan, MM, MBA ([[11 Desember 1999 - 11 Desember 2004)
Drs. H. M. Syahril Alatas, SH, MH (Penjabat Bupati) (12 Desember 2004 - 4 September 2005) kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah)
Prof. DR (Hc). Drs. H. Moh. Ma'ruf Bantilan, MM, MBA (4 September 2005 - 4 September 2010)

Pada tahun 2002 telah dibentuk organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tolitoli, dengan susunan sebagai berikut:
Ketua (merangkap anggota) : H. Abd. Kadir Husain, BA
Sekretaris : H. Yoesfan H. Rauf, BA
Anggota (Divisi I) : H. Mahmud Daud, SE
Anggota (Divisi II) : H. Andi Agtas, Sm.Hk
Anggota (Divisi III) : H. Thamrin Tawil, BA
Anggota (Divisi IV) : H. Idrus Alhadar, SH
Kasubag. Program : (kosong)
Kasubag. Tehnis Pemilu : Raydin Laeta, BA
Kasubag. Hukum : Musafir, SH
Kasubag. Umum : (kosong)

KPU Kab. Tolitoli telah sukses menggelar Pemilu Legislatif & Presiden 2004, Pemilihan Bupati & Wakil Bupati 2005, serta Pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur 2006. Saat ini KPU Kab. Tolitoli tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden pada tahun 2009 mendatang.

Kabupaten Tolitoli adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.123 km² dan berpenduduk sebanyak 173.840 jiwa (2000). Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Tolitoli, namun pada tahun 2000 berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999 daerah ini dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai kabupaten induk, dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran



Ahmadinejad : Kehancuran Israel Semakin Dekat
Senin, 04 Juni 2007, 19:36 WIB

Teheran - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Minggu, kembali melancarkan perang kata-kata terhadap Israel, dengan mengatakan, “hitungan mundur” sudah dimulai dan bangsa Lebanon serta militan Palestina akan menghancurkan negara Yahudi itu.

Saat berpidato pada peringatan 18 tahun meninggalnya pemimpin revolusioner, Ayatollah Ruhollah Khomeini, Ahmadinejad mengatakan, perang antara Israel dan Hizbullah pada musim panas tahun lalu merupakan awal proses tersebut.

“Di Libanon, penguasa yang korup dan angkuh serta rezim Zionis mencoba segala hal dalam perang selama 33 hari yang tidak seimbang. Setelah 60 tahun, kebesarannya (Israel) roboh,” kata media

Iran mengutip Ahmadinejad.

“Hitungan mundur menuju kehancuran rezim itu sudah dimulai lewat tangan anak-anak Hizbullah,” katanya dalam pidato kepada para tamu asing di Teheran.

“Kita akan saksikan kehancuran rezim itu dalam waktu dekat berkat usaha keras semua pejuang Palestina dan Lebanon,” katanya.

Ahmadinejad, saat belum lama dilantik sebagai presiden pada 2005, mengatakan bahwa Israel sebaiknya “dihapus dari peta” lalu dia berulang kali meramalkan negara itu akan lenyap.

Presiden itu makin jauh memberi pernyataan kontroversial dengan menyebut Holocaust hanyalah “mitos”.

Dia juga mengundang sejumlah peneliti yang mengecilkan Holocaust, pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II itu, ke Teheran.

Dalam pidato selanjutnya, di tugu penghormatan bagi Khomenei, Ahmadinejad menuduh Israel merencanakan perang baru terhadap Lebanon sejak setahun terakhir.

“Saya peringatkan bagi rezim Zionis dan pelindungnya. Jika kalian akan melancarkan perang baru terhadap bangsa Lebanon, kali ini samudera kemarahan akan menjadi badai dan akan menyapu akar kalian yang busuk keluar kawasan ini.”

Iran tidak berbatasan dengan Israel, namun negara itu merupakan pendukung yang paling kencang bersuara bagi kelompok-kelompok yang memerangi negara Yahudi itu.

Iran secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap Hizbullah saat kelompok itu memerangi Israel pada 2006, namun Iran dengan keras membantah menyediakan bantuan militer maupun keuangan kepada militan Syiah tersebut.

Mereka juga membantah memberi bantuan kepada kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas, kecuali dukungan semangat.

Iran membantu membangun kembali jembatan-jembatan yang porak-poranda akibat perang di Lebanon, dan Iran mengirim jutaan dolar sebagai bantuan bagi pemerintah Palestina pimpinan Hamas, untuk mengatasi penghentian bantuan dari negara Barat.

Kebijakan Iran yang tidak mengakui Israel merupakan buah dari revolusi Islam yang dipimpin Khomeini pada 1979 .

Sebelum revolusi tersebut, rezim pimpinan Shah, yang didukung AS, merupakan pendukung terkuat di Timur Tengah bagi Israel dan kedua negara itu punya hubungan dagang yang cukup besar. (pasayu.com )

Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang tidak maju. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sesetengahnya merupakan pengikut agama Kristian dan Yahudi. Mekah ialah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu kerana di situ terdapatnya berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali Kaabah.

Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah dalam Tahun Gajah (570 atau 571 masihi). Baginda merupakan seorang anak yatim lagi selepas ayahnya Abdullah dan emaknya Aminah meninggal dunia. Baginda dibesarkan oleh pakciknya iaitu Abu Talib. Baginda kemudiannya berkahwin dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang selesa dan aman.

Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih kurang 40 tahun, baginda didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Selepas beberapa ketika baginda mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rakan-rakan terdekatnya dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622 masihi, baginda dan pengikutnya berhijrah ke Madinah. Peristiwa ini dipanggil Hijrah. Semenjak daripada peristiwa itu bermulalah Kalendar Islam.

Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berjaya membuka Kota Mekah. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Semenanjung Arab di bawah penguasaan orang Islam.

Nabi Muhammad s.a.w. (محمد) adalah pesuruh Allah yang terakhir. Baginda adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia. Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. merupakan satu rahmat kepada manusia sekalian alam. Baginda bukan sahaja berfungsi sebagai seorang rasul tetapi juga sebagai pemimpin, ketua tentera dan juga sebagai pendamai. Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah dan kembali ke rahmatullah di Madinah. Walaupun diketahui bahawa Muhammad merupakan rasul dan nabi terakhir bagi umat manusia oleh orang Islam, tetapi orang-orang Yahudi dan Kristian enggan mengiktiraf Muhammad sebagai nabi dan rasul. Nabi Muhammad merupakan pelengkap ajaran Islam setelah Nabi Musa dan Nabi Isa.
Surah Al-Anbiya, ayat 107

Nabi Muhammad telah diputerakan di Mekah, Arab Saudi pada hari Isnin, 12 Rabiulawal (2 Ogos 570M). Ibunya, Aminah, adalah anak perempuan kepada Wahb bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayahnya, Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya bersusur galur dari Ismail, anak kepada Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh.

Ayahnya telah meninggal sebelum kelahiran baginda. Sementara ibunya meninggal ketika baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim. Menurut tradisi keluarga atasan Mekah, baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat(ibu susu:-wanita yang menyusukan baginda) yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Mekah untuk mengunjungi ibunya. Setelah ibunya meninggal, baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, baginda dijaga oleh bapa saudaranya, Abu Talib. Ketika inilah baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudaranya di sekitar Mekah dan kerap menemani bapa saudaranya dalam urusan perdagangan ke Syam.

Dalam masa remajanya, Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah. Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak. Baginda menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka. Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekah.

Ketika berusia kira-kira 25 tahun, pakciknya menyarankan baginda untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria). Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah beliau meninggal pada usia 51 tahun.
Nabi Muhammad s.a.w. pernah berkahwin dengan 13 orang perempuan. Sebelas daripadanya pernah bersama dengan Baginda sebagai suami isteri, manakala dua daripadanya diceraikan sebelum mereka bersama.
Khadijah bt. Khuwailid al-Asadiyah r.a
Saudah bt. Zam'ah al-Amiriyah al Quraisiyah r.a
Aisyah bt Abi Bakr r.a
Hafsah bt. Umar bin al-Khattab r.a
Ummu Salamah Hindun bt. Abi Umaiyah r.a
Ummu Habibah Ramlah bt. Abi sufian r.a
Juwairiyah ( Barrah ) bt. Harith
Safiyah bt. Huyay
Zainab bt. Jansyin
Asma' bt. al-Nu'man al-Kindiyah
Umrah bt. Yazid al-Kilabiyah
Zainab bin Khuzaimah

Khadijah bt. Khuwailid al-Asadiyah r.a
Beliau adalah merupakan isteri nabi Muhammad s.a.w. yang pertama. Sebelum berkahwin dengan baginda, beliau pernah menjadi isteri kepada Atiq bin Abid dan Abi Halah bin Malik dan telah mempunyai empat anak, dua dengan suaminya yang bernama Atiq, iaitu Abdullah dan Jariyah, dan dua dengan suaminya Abu Halah iaitu Hindun dan Zainab.

Banyak kisah memaparkan bahawa sewaktu nabi Muhammad s.a.w. bernikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan nabi Muhammad s.a.w. hanya berumur 25 tahun. Tetapi menurut Ibnu Kathir, seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadis dan sejarah, mereka berkahwin dalam usia yang sebaya. Nabi Muhammad s.a.w. bersama dengannya sebagai suami isteri selama 25 tahun iaitu 15 tahun sebelum bithah dan 10 tahun selepasnya iaitu sehingga wafatnya Khadijah, kira-kira 3 tahun sebelum hijrah. Khadijah wafat semasa beliau berusia 50 tahun.

Beliau merupakan isteri nabi Muhammad s.a.w. yang tidak pernah dimadukan kerana kesemua isterinya yang dimadukan adalah berlaku selepas daripada wafatnya Khadijah. Di samping itu, kesemua anak baginda kecuali Ibrahim adalah kandungannya.

Mas kahwin daripada nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 20 bakrah dan upacara perkahwinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.

Saudah bt. Zam'ah al-Amiriyah al Quraisiyah r.a
Nabi Muhammad s.a.w. berkahwin dengan Saudah setelah wafatnya Khadijah tetapi dalam bulan itu juga.

Saudah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr. Saudah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habsyah. Apabila suaminya meninggal dunia setelah pulang dari Habsyah, maka nabi Muhammad s.a.w. telah mengambilnya menjadi isteri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi penilaian yang tinggi kepada suaminya.

Acara perkahwinan dilakukan oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib bin Amr. Mas kahwinnya ialah 400 dirham.

Aishah bt Abu Bakar
Akad nikah diadakan di Mekah sebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah nabi Muhammad s.a.w. berkahwin dengan Saudah. Ketika itu Aisyah berumur 16 tahun. Rasulullah tidak bersama dengannya sebagai suami isteri melainkan setelah berhijrah ke Madinah. Ketika itu, Aisyah berumur 19 tahun sementara nabi Muhammad s.a.w. berumur 53 tahun.
Aisyah adalah isteri nabi Muhammad s.a.w. yang tunggal yang dikahwininya semasa gadis. Upacara dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar dengan mas kahwin 400 dirham.

Hafsah bt. Umar bin al-Khattab r.a
Hafsah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia selepas Perang Badar. Bapanya Umar mempelawa Abu Bakar berkahwin dengan Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak menyatakan sebarang persetujuan dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad s.a.w.. Lalu baginda mengambil Hafsah sebagai isteri.

Ummu Salamah Hindun bt. Abi Umaiyah r.a
Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya terkorban dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut terkorban dalam perang itu lalu nabi Muhammad s.a.w. melamarnya. Mulanya lamaran ditolak kerana menyedari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab.
Lamaran kali kedua nabi Muhammad s.a.w. diterimanya dengan mas kahwin sebuah tilam, mangkuk dari sebuah pengisar tepung.

Ummu Habibah Ramlah bt. Abi sufian r.a
Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidullah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habsyah kehilangan tempat bergantung.
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan upacara perkahwinan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kahwin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Juwairiyah ( Barrah ) bt. Harith
Ayah Juwairiyah ialah ketua puak Bani al-Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tenteranya untuk memerangi nabi Muhammad s.a.w. dalam Perang al-Muraisi'. Bani al-Mustaliq telah tewas dan Barrah telah ditawan oleh Thabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Thabit mahu dia dimukatabah dengan 9 tahil emas Barrah mengadu kepada nabi. Baginda sedia membayar mukatabah tersebut dan seterusnya mengahwininya.

Safiyah bt. Huyay
Safiyah anak kepada Huyay, ketua puak Bani Quraizah iaitu dari keturunan Nabi Harun a.s. Dalam Perang Khaibar, suaminya seorang Yahudi telah ditawan dan Safiyah telah ditawan. Dalam satu rundingan setelah dibebaskan, Safiyah telah memilih untuk menjadi isteri nabi Muhammad s.a.w.. Safiyyah meriwayatkan 10 hadis dan meninggal dunia dalam bulan Ramadhan tahun ke-50H (ada yang mengatakan 52H). Dia dikebumikan di al Baqi’.

Zainab bt. Jahsyin
Zainab merupakan isteri kepada Zaid bin Harithah, yang pernah menjadi hamba dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad s.a.w. setelah dia dimerdekakan.
Hubungan suami isteri antara Zainah dan Zaid tidak bahagia kerana Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w. .
Upacara perkahwinan dilakukan oleh al-Abbas bin Abd al-Muttalib dengan mas kahwin 400 dirham, dibayar bagi pihak nabi Muhammad s.a.w.


Asma' bt. al-Nu'man al-Kindiyah
Asma' telah berkahwin dengan nabi Muhammad s.a.w. tetapi diceraikan oleh baginda dan dihantar pulang kepada keluarganya sebelum hidup bersama kerana Asma mengidap penyakit sopak.


Umrah bt. Yazid al-Kilabiyah
Nabi Muhammad s.a.w. berkahwin dengan Umrah ketika Umrah baru sahaja memeluk agama Islam. Umrah telah diceraikan dan dipulangkan kepada keluarganya.

Zainab bt Khuzaimah
Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu nabi Muhammad s.a.w. masih hidup.

(Profesor Madya Dr. Ishak Mohd. Rejab, 'Rasulullah Sebagai Ketua Keluarga', Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia, 1988.)


Kerasulan

Muhammad telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hatinya sehingga beliau kerapkali ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebgai Jabal An Nur untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah baginda sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.

Pada suatu malam, ketika baginda sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Muhammad untuk membaca tetapi jawapan baginda tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu baginda berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Rasulullah s.a.w. dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai erti yang jelas. Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh Rasulullah sendiri melalui percakapannya, tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah. Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.

Cabaran-cabaran

Apabila Rasulullah menyeru manusia ke jalan Allah, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkannya adalah dari para anggota keluarganya dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Apabila baginda memperhebat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, dengan itu ramai yang mengikutnya. Tetapi pada masa, baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.
Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Mekah menganut agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Afan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.

Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alaukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Mekah.

Hijrah
Di Mekah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Antara mereka yang tertarik dengan seruan baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib. Mereka menemui Rasulullah dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah dan orang-orang Islam Mekah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekah. Mereka menemui Rasulullah di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, pakcik baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang baginda dan orang-orang Islam Mekah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seagama. Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Rasulullah untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekah di bandar mereka. Rasulullah akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu.

Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Mekah, masyarakat jahiliyah Mekah cuba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain.

Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Mekah kecuali Rasulullah, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah. Masyarakat Mekah kemudian memutuskan untuk membunuh baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Rasulullah akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah'.

Madinah

Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w. Umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam. Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli.

Pembukaan Kota Makkah

Untuk rencana lanjutan mengenai topik ini, sila lihat Pembukaan Kota Mekah

Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku, Nabi Muhammad s.a.w. berlepas ke Makkah. Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat. Nabi Muhammad s.a.w. kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan.

Pesanan Terakhir Rasulullah S.A.W (Isi Khutbah terakhir rasulullah SAW)

Ketika Rasulullah SAW mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, di antara isi dari khutbah terakhir Rasulullah SAW itu ialah:
"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
"Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
"Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
"Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
"Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
"Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
"Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku.
"Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu."

Labels:

 0 Orang Yang Ngoceh:

Post a Comment

<< Home