Tuesday, June 5, 2007

SEGALA-Q

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan dimensi ruhiyah/psikis. Dalam kajian sufistik dijelaskan bahwa manusia mempunyai dimensi Nasuut (unsur manusiawi) dan Lahuut (unsur ketuhanan). Untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, manusia dapat memenuhinya dengan makan, minum, dan kebutuhan fisiologis lainnya. Namun tidak demikian halnya dengan kebutuhan dimensi psikis atau jiwa. Hal tersebut tidaklah mudah untuk mencapai dan memenuhinya. Sebab kebutuhan psikis tidak dapat dipenuhi dengan materi atau benda konkrit seperti makan dan minum, melainkan dapat dipenuhi dengan hal-hal yang bersifat abstrak sebagaimana jiwa juga merupakan sesuatu yang abstrak.
Studi sosiologis (Auguste Comte) membuktikan bahwa manusia adalah makhluk pencari Tuhan, artinya menusia dengan segala kelebihannya, juga mempunyai sejumlah kekurangan-kekurangan. Sehingga manusia mencoba untuk berafiliasi dengan orang lain, komunitas lain untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikisnya. Dari upaya tersebut, manusia berusaha untuk memenuhi semua kegelisahan dan kegamangan yang menimpa jiwanya.
Sebuah kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa manusia juga memuat dimensi kebaikan dan dimensi kejahatan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang niscaya sebagaimana bisikan kebaikan dan bisikan kejahatan juga merupakan sesuatu yang niscaya. Dari dua kenyataan tersebut, maka tugas manusia yang sadarlah yang harus menyadarkan manusia yang tergelincir ke jalan yang sesat dan gelap menuju jalan yang telah ditentukan oleh-Nya sebagaimana firman Allah :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)


Dari itulah, maka manusia yang sadar (para da’i) bertanggung jawab untuk menyadarkan orang-orang yang tersesat menuju jalan yang benar. Dalam proses penyadaran tersebut setiap individu atau kelompok (dalam hal ini organisasi atau lembaga dakwah baik formal, informal) mengusahakan sebuah desain program atau aktifitas beserta berbagai strategi dan pendekatan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan Islam, yaitu pelaksanaan syari’at Islam dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam mendesain aktifitas atau program, baik program harian, mingguan, bulanan atau jangka panjang, masing-masing organisasi mempunyai cara dan teknik yang berbeda, termasuk di dalamnya dalam menganalisis latar belakang dari proses pelaksanaan penilaian program dakwah.
Para da’i merupakan agen perubah (agent of change), yakni orang yang mengadakan perubahan-perubahan baik evolutif maupun revolutif dari keadaan sekarang pada keadaan yang diinginkan. Dalam mengusahakan perubahan tersebut terdapat langkah-langkah strategis yang mendukung tercapainya tujuan dakwah, yakni sadarnya umat dan pengamalan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian program atau kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi mutlak diperlukan, sebab hal tersebut akan memberikan umpan balik (feedback) terhadap semua program yang telah direncanakan terlebih dahulu serta untuk menganalisa berbagai penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan program-program tersebut. Hasil penilaian tersebut juga akan menjadi cermin bagi perencanaan program yang dibuat. Sehingga dapat diketahui efektifitas dan efesiensi program yang dilaksanakan.
PPSDI merupakan sebuah lembaga dakwah yang berpusat di pesantren Hidayatullah Surabaya, didirikan oleh Ir. Hanifullah. Lembaga ini bergerak di bidang dakwah dengan menggunakan keuggulan multimedia. Hadirnya lembaga ini berangkat dari sebuah filosofi tentang keistimewaan sistematika nuzulnya wahyu sebagai manhaj yang digunakan oleh Hidayatullah bagi kalangan jamaahnya. Oleh karena itu, PPSDI didirikan untuk membuat terobosan baru yang melakukan pelatihan-pelatihan yang menggunakan kajian sistematika nuzulnya wahyu untuk kalangan di luar jamaah Hidayatullah, yaitu para karyawan dan instansi.
Lembaga ini melakukan maintenence (peningkatan) setiap bulannya untuk menjaga keutuhan dari metode pelatihan yang telah berjalan dan sebagai bukti hasil dari kepastian pelatihan-pelatihan. hingga kini, dalam enam bulan perjalanannya, lembaga ini telah membina sebanyak 900 karyawan yang terdiri dari PT.POS Indonesia dan Bank BTN Sidoarjo dan telah menjadikan 14 angkatan dengan memberikan pemahaman metode sistematika nuzulnya wahyu sebagai dasar untuk pemantapan pengetahuan tentang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Dalam proses pelatihan yang telan dilakukan, lembaga PPSDI menggunakan dua bagian . yaitu bagian yang pertama dilakukan di dalam ruangan yang mana trainer menjelaskan materi dari awal acara hingga selesainya acara dengan menggunakan multimedia. Kemudian apabila ada dari pihak peserta yang tidak begitu mengerti dalam hal ini trainer memberikan waktu di sesi yang lain. Yaitu pada acara halaqoh yang mana semua pertanyaan –pertanyaan yang menyangkut materi ataupun masalah pribadi dipersilahklan untuk diungkapkan kepada pembimbing halaqoh, agar terjalin rasa persaudaraan yang begitu dekat antara semua peserta dan trainer yang bertindak sebagai pembimbing halaqoh. Jadi, dalam sesi ini diterapkan sistem tanya jawab dan kajian psikologis agar para peserta mendapatkan jawaban dari setiap permasalahan yang mereka alami dan rasakan.
Layaknya lembaga yang bergerak dibidang pelatihan, lembaga PPSDI juga memiliki metode evaluasi atau penilaian yang dilakukan setelah mengadakan pelatihan. Pelaksanaan penilaian program dakwah ini telah dilakukan oleh PPSDI untuk mengetahui perkembangan, kekurangan serta komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, hal tersebut menjadi bahan masukan untuk melakukan pelatihan yang lebih baik dan sistematis.
Sudah banyak lembaga pelatihan yang juga memperhatikan penilaian program yang telah mereka laksanakan sebelum, selama dan setelah pelatihan itu berlangsung. Seperti yang dilakukan ESQ di bawah asuhan Ary Ginanjar, SSQ di bawah asuhan Fahmi Basya dan masih banyak lagi lembaga-lembaga yang lain juga melakukan hal yang sama.
Layaknya lembaga lainnya, PPSDI juga melakukan penilaian terhadap komponen-komponen yang terlibat di dalam lembaga ini yang terdiri dari trainer yakni Ustadz Hanifullah sebagai pemateri utama bersama Ustadz Sohibul Anwar juga Ustadz Suhail, materi yang disampaikan apakah sudah mengandung nilai-nilai SNW di dalamnya atau belum, peralatan yang digunakan terdiri dari sound sistem, lcd dan peralatan yang mendukung pelatihan tersebut, serta meminta masukan berupa pesan dan kesan dari peserta pelatihan untuk dijadikan bahan penilaian program dakwah yang mereka lakukan.
Fenomena-Fenomena di ataslah yang melatarbelakangi dan memotivasi peneliti untuk mengkaji lebih dalam dan mengujinya serta mendeskripsikan tentang pelaksanaan penilaian program dakwah yang dilakukan oleh lemabaga pelatihan PPSDI dan bisa memberikan nuansa baru bagi para pengemban misi dakwah yang mulia ini untuk terus memuhasabah dan melaksanakan penilaian terhadap program dakwah. Dan diharapkan pelaksanaan penilaian program dakwah ini bisa menjadi wacana alternatif bagi lembaga-lembaga pelatihan yang telah ada pada saat ini.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: BAGAIMANAKAH PELAKSANAAN PENILAIAN PROGRAM DAKWAH PPSDI ?.
3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penilaian program atau aktifitas dakwah PPSDI.
4. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoritis
Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritis adalah:
1. Sebagai bahan referensi atau acuan bagi tokoh agama, juru dakwah, aktivis dakwah, cendekiawan, lembaga dakwah, dan orang-orang yang memilki semangat untuk mengembangkan dan memperjuangkan Islam,
2. Untuk memperkaya khazanah keilmuan keislaman, yakni kajian yang berkaitan dengan penilaian sebuah program dakwah yang dilakukan oleh lembaga dakwah seperti PPSDI
3. Kontribusi bagi peneliti dalam memperkaya dan mempertajam pengetahuan tentang penilaian program dakwah yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah yang menjadi dasar pergerakan dakwah Islam.
b. Manfaat praktis
Adapun kegunaan studi penelitian ini secara praktis adalah:
1) Bagi peneliti
Sebagai upaya nyata bagi peneliti dalam memahami dan mendalami pelaksanaan penilaian program dakwah PPSDI.

2) Bagi PPSDI
Sebagai sumbangsih saran dan masukan bagi PPSDI dalam melaksanakan penilaian program dan aktifitas dakwahnya.
3) Bagi STAI Luqman Al-Hakim
Sebagai sumbangsih literatur bagi perpustakaan STAIL dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
5. DEFENISI OPERASIONAL
1. Penilaian
Suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Bisa juga berarti proses yang menentukan sejauh mana sebuah tujuan bisa dicapai. Dalam hal ini pelaksanaan penilaian program dakwah di lembaga pelatihan PPSDI yang bisa mengetahui sejauh mana tujuan dakwah yang telah direncanakan bisa tercapai, dan bertjuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan melalui pelaksanaan penilaian. Hal tersebut bisa dijadikan masukan untuk melaksanakan program yang lebih baik dan memperbaikinya di masa yang akan datang.
2. Program
Rencana atau rancangan kegiatan. Dalam hal ini rancangan kegiatan yang telah dilakukan oleh lembaga pelatihan ini, baik dari program pelatihan maupun rancangan kegiatan yang lain seperti halaqah dan out bond.
3. Dakwah
Menurut syeikh Ali Mahfudz adalah mendorong manusia pada kebaikan dan petunjuk, memerintahkan pada perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang perbuatan yang merusak diri sendiri dan orang lain agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat .
Dalam hal ini kegiatan pelaksanaan penilaian program dakwah sebagai tolok ukur untuk mencapai tujuan dakwah yang telah dicanangkan oleh lembaga ini. Dakwah di sini dimaksudkan adalah program kegiatan yang telah dilakukan oleh PPSDI dan pelaksanaan penilaian dari dakwah yang telah dilakukan.



4. PPSDI
Sebuah lembaga pelatihan yang berada di Pondok Pesantren Hidayatullah yang bergerak di bidang dakwah dengan menggunakan multi media sebagai media dakwah dengan materi Sistematika Nuzulnya wahyu (SNW).
6. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripitf. Karena penelitian ini mencoba memaparkan suatu gejala individu maupun kelompok tertentu,. dalam hal ini program dakwah PPSDI Surabaya sebagai obyek dakwah. Hal ini diungkapakan Moeleong, bahwa menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Sedangkan metode deskriptif adalah metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang berhubungan dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan yang kemungkinan menjadi kunci terhadap penelitian yang sudah diteliti.
2. Instrumen Penelitian
a). Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, maka, peneliti sendiri merupakan alat atau instrumen pengumpul data utama.
b). Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan latar belakang penelitian. Jadi, informan harus benar-benar mengetahui kondisi dan situasi di lapangan dalam memberikan informasi kepada peneliti secara sukarela. Dalam hal ini para anggota dan komponen-komponen yang terlibat dalam PPSDI, yakni Ustadz Abdullah Azzam sebagai Direktur Marketing dan Ustadz Mas’ud sebagai bagian administrasi.
c). Key Informan
Orang yang mengetahui situasi lapangan penelitian dengan baik dan yang mengkonsep serta menerapkan program dakwah yang direncanakan, dalam hal ini pihak yang memiliki kompetensi dalam menjalankan program yang akan mereka jalankan. Key informan adalah orang yang paling berperan dalam lembaga PPSDI dalam hal ini direktur PPSDI, yakni Ustadz Ir. Hanifullah.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik-teknik sebagai berikut:
a). Observasi (pengamatan)
Observasi adalah serangkaian pengamatan dan pencatatan dengan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi adalah suatu pengamatan secara sengaja untuk mendapatkan data serta menilai keadaan lingkungan dan untuk memperoleh kebenaran hasil penelitian .
b). Interview (wawancara)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai serta memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun tahapan-tahapan wawancara meliputi:
1. Menentukan siapa yang diwawancarai
2. Mempersiapkan wawancara
3. Melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
4. Menghentikan wawancara dan memperoleh rangkuman wawancara
Dengan demikian, menggali data dengan key informan, sangatlah diperlukan guna memperoleh data yang valid.
c). Dokumentasi
Dokumentasi adalah Teknik pengumpulan data dengan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Menurut Moeleong, dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film. Dokumen ini terdiri dari Pribadi, film dokumenter, dan dokumen resmi yang berisi tentang informasi keadaan, program atau bahkan aturan suatu lembaga.
4. Teknik Analisa Data
Penulisan ini menggunakan teknik analisa kualitatif, yakni menginterpretasi temuan data dengan teori yang telah ada. Kedudukan analisis sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat dari tujuan penelitian. Analisis data menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Karena prinsip dari penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.
Dengan demikian dalam penulisan ini penulis mencari fakta-fakta yang ada pada kegiatan yang berkaitan dengan penilaian program dakwah PPSDI, kemudian penulis memadukan dengan teori yang terkait dengan penulisan ini, sehingga informasi dari pengambilan kebijakan dapat dijamin validitasnya dan legitimasinya. Kemudian mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian peneliti mengkomparasikan data-data yang bersifat empiris dengan data teoritis, dan terakhir, peneliti memaparkan ide-ide atau pemikiran yang berhubungan dengan hasil penelitian itu secara reflektif dalam melakukan penyempurnaan terhadap kondisi realitas subyek penelitian.
7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisi Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisikan tentang pengertian penilaian, fungsi penilaiandefinisi program prinsip penilaian kriteria penilaian fungsi penilaiantujuan penilaian definisi program dakwah unsur-unsur program dakwah
Bab III Metode Penelitian
Jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisa data, prosedur penelitian
Bab IV Penyajian Data
Gambaran umum PPSD Hidayatullah Surabaya sejarah berdiri, visi dan misi, tujuan, target, motto, struktur, organisasi, program dakwah, kegiatan dakwah
Bab V Analisa Data
Relevansi Hasil Temuan dengan Teori
BAB VI Penutup
Kesimpulan, Saran dan Penutup

 0 Orang Yang Ngoceh:

Post a Comment

<< Home